Indonesia menjadi salah satu negara dengan penanganan pandemi Covid-19 terbaik di dunia. Pada pembukaan Rakernas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN), Presiden Joko Widodo memaparkan strategi jitu pemerintah menang melawan pandemi.
Strategi pertama yang diambil Jokowi adalah dengan tidak melakukan lockdown secara nasional. Pertimbangannya adalah untuk menjaga kondusifitas di tengah masyarakat.
“Hitungan saya, dalam 2 atau 3 minggu rakyat sudah enggak bisa memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh. Itu yang kita hitung sehingga kita putuskan saat itu tidak lockdown,” ujar Jokowi dikutip dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Sabtu (28/1/2023).
Langkah selanjutnya adalah Jokowi membangun sinergi dan kolaborasi kepada seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah daerah, TNI serta Polri. Terbukti melalui sinergi yang baik dari semua pihak, realisasi vaksin Covid-19 bisa menjangkau seluruh masyarakat hingga ke pelosok desa sekalipun.
“Itu semuanya bisa kita lakukan dan kita melihat TNI dan Polri betul-betul bekerja melampaui tugas intinya. Ke kampung-kampung ngajakin rakyat untuk mau divaksin, bukan pekerjaan yang mudah,” kata Jokowi. Kemudian Jokowi juga mengungkapkan bahwa pemerintah harus benar-benar bisa menyeimbangkan dua sektor, yaitu kesehatan dan ekonomi. Menurutnya jika salah langkah sedikit saja, akan mengakibatkan kekacauan.
“Begitu hitungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh. Tetapi begitu gasnya terlalu kencang juga pandeminya bisa naik. Itulah yang kita lakukan menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara, tidak mudah,” tutur Jokowi.
Selanjutnya yang terakhir, Jokowi mengatakan pemerintah harus mengambil langkah cepat dan tepat dalam penanganan pandemi. Menurutnya, hal tersebut bukanlah perkara yang mudah.
“Kita harus melakukan keputusan dan cepat bertindak, ini yang juga tidak mudah. Kecepatan bertindak sesuai dengan data-data lapangan yang ada, tidak mudah,” pungkasnya.