01 Apr 2024 | Dilihat: 322 Kali
OIKN Ajak Warga Desa Argomulyo Mengulas Sejarah Turunnya Al-Quran
NusaUtaraTV, Balikpapan - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono mengajak warga sekitar IKN yakni warga Desa Argomulyo, Kecamatan Sepaku 1, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengulas kembali sejarah turunnya Al-Quran di muka bumi.
“Ayat Al-Quran pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah Al-Alaq yang berbunyi Iqro bila diartikan adalah membaca,” kata Bambang disela kegiatan, Kamis (28/3).
Al-Quran pertama kali diturunkan pada 17 Ramadhan 610 Masehi di Gua Hira sebelah Utara Kota Mekkah. Peristiwa inilah yang disebut Nuzulul Qur’an.
“Dan hari ini tepat 17 Ramadhan 1445 Hijriah maka kami turut memperingati peristiwa istimewa tersebut yang digelar di kawasan IKN,” ungkapnya.
Dari peristiwa itu, Bambang mengajak warga Desa Argomulyo untuk belajar menjadi masyarakat ibu kota dari sebuah bangsa yang besar serta selalu belajar meningkatkan keimaman diri kita sebagai warga IKN.
Bambang mengemukakan, momentum peringatan Nuzulul Qur’an ini juga unuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan yang merefleksikan ibadah umat muslim di bulan suci Ramadhan bersama warga IKN.
“Saya sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sini (Sepaku), artinya saya sudah warga sini, maka saya pengen guyub dengan warga disini,” ujarnya.
Tak hanya di momentum peringatan Nuzulul Qur’an, Bambang mengaku juga akan menjalankan hari raya Idul Fitri di IKN serta melaksanakan ibdah Salat Ied bersama warga sekitar.
“Untuk masjidnya saya masih belum mengetahui, itu nanti tergantung panitia, yang jelas setelahnya saya juga akan berjalan-jalan disni agar bisa saling mengenal sebagai warga IKN,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, kedekatan secara emosional merupakan kunci untuk menjalin komunikasi yang lebih baik. Ke depannya, dari pihak Otorita juga memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi.
“Nomor telepon itu dibagikan disetiap desa, Ini supaya kalau ada apa-apa itu bisa cepat, dan silaturahmi lebih baik, sehingga kita bisa sama-sama membangun nusantara, mereka tidak menjadi penonton dan mereka bisa menjadi lebih sejahtera,” tutur Bambang. (Rie)